Jumat, 23 Mei 2008

Agrowisata Gunung Sumbing (3371 m)
Obyek wisata ini merupakan obyek wisata alam yang dapat dipadukan dengan menyaksikan kegiatan pertanian masyarakat. Terletak di kaki Gunung Sumbing yang memiliki iklim pegunungan yang sejuk. Selama ini Gunung Sumbing juga merupakan obyek wisata petualangan yang tidak asing lagi dikalangan remaja yang gemar mendaki gunung. Setiap tanggal 1 Suro dapat disaksikan upacara atau tradisi ziarah ke makam Ki Ageng Makukuhan yang terletak di Gunung Sumbing.

Puncak Sindoro (3151 m)
Seperti halnya dengan Gunung Sumbing, Gunung Sindoro juga merupakan tempat yang cocok untuk melakukan kegiatan wisata alam dan petualangan. Salah satu daya tarik Gunung Sindoro adalah adanya bunga Edelweiss yang tumbuh di puncak gunung sehingga menambah keindahan pemandangan di puncak Gunung Sindoro.

Agrowisata Jumprit
Obyek wisata yang terletak diantara Gunung Sumbing dan Sindoro ini merupakan obyek wisata alam dan budaya dengan panorama alam yang berhawa sejuk. Obyek wisata Jumprit memiliki daya tarik pada mata airnya yang jernih dan segar. Mata air Jumprit inilah yang digunakan sebagai tempat pengambilan air suci untuk upacara Waisak di Candi Mendut dan Borobudur setiap tahunnya. Jumprit juga merupakan sumber mata air bagi sungai Progo dengan debit air yang cukup besar. Tempat ini erat hubungannya dengan legenda Kyai Nujum Majapahit yang tertulis dalam serat Chenthini. Di dekat mata air Jumprit terdapat makam Ki Jumprit. Di tempat ini peziarah melakukan semedi yang biasanya dilanjutkan dengan mandi kungkum. Jalan menuju ke lokasi wisata sudah diaspal, sehigga perjalanan cukup menyenangkan sambil menikmati potensi agrowisata serta menikmati udara segar, dan indahnya pemandangan matahari terbit.

Curug Surodipo
Obyek ini lebih tepat dipilih untuk kegiatan wisata alam dan sejarah. Di tempat ini dapat dinikmati pemandangan alam yang masih alami dan memiliki hawa sejuk. Curug Surodipo terdiri atas 5 air terjun bertingkat. Tempat ini juga merupakan saksi bisu sejarah perjuangan Pangeran Diponegoro melawan Belanda pada kurun waktu 1925 - 1830. Pangeran Diponegoro menggunakan tempat ini sebagai salah satu tempat untuk mengatur siasat perjuangan malawan Belanda. Curug Surodipo mempunyai nama lain yaitu Curug Trocoh.

Curug Lawe
Obyek ini merupakan obyek wisata alam karena memiliki panorama alam yang memikat. Disebut dengan Curug Lawe karena jatuhnya air terjung mengesankan untaian benang "lawe" yang sangat halus dan berwarna putih. Pada musim tertentu wisatawan dapat menikmati pemandangan tanaman buah - buahan lokal yang dikenal dengan nama "cendul". Curug Lawe dapat dinikmati bersama dengan obyek wisata berupa sumber mata air panas.

Pesona Hutan Walitis
Walitis adalah sebuah pohon tua yang terletak di desa Jetis Kecamatan Selopampang, di lereng Gunugn Sumbing. Tinggi pohon walitis sekitar 30 m dan diameternya mencapai 7,5 m. Untuk memeluk pohon ini diperlukan 6 orang dewasa yang saling bertautan merentangkan kedua tangannya. Menurut masyarakat sekitar, pohon Walitis berasal dari sebuah tongkat salah satu Wali atau Kyai Makukuhan Yang ditancapkan di tanah. Kawasan Walitis memiliki pemandangan alam sekitar yang indah, dan udara pegunungan yang masih segar alami. Tidak kalah menariknya, disana tumbuh juga rumpun tumbuhan yang bernama hutan Rosomolo yang tidak terbakar kendati dilingkungannya sering terjadi kebakaran hutan. Untuk menjangkau rumpun pohon Rosomolo seluas sekitar 1,5 ha, kita harus mendaki dengan jarak sekitar 1,5 km.